MUBES III SEKAR PERHUTANI : Akselerasi Perubahan Sistem Guna Penyelamatan Perusahaan Menghadapi Tantangan Global

scan0001Jogjakarta, 13 September 2009.  Bertempat di Asrama Haji Jogjakarta, kemeriahan acara Musyawarah Besar III Sekar Perhutani dibuka secara resmi oleh Plt Dirut Perum Perhutani Ibu. Dr.  Upik Rosalina Wasrin.  MUBES sebagai forum musyawarah tertinggi dalam organisasi Sekar Perhutani dilaksanakan 3 tahun sekali.  Acara ini dihadiri oleh lebih dari 200 peserta dan undangan, yang terdiri dari : jajaran Dewas  (Dr. Ir. Muslimin Nasution dan Ir. Sri Puryono, MS) dan BoD (Direktur Perencanaan dan Pengelolaan SDH, Direktur Pemasaran, dan Direktur Keuangan, Kepala Dinas Kehutanan Propinsi Jateng, Perwakilan Disnaker Propinsi Jogjakarta, Kepala Perum Perhutani Unit I Jateng beserta jajaran Kepala Biro Perum Perhutani Unit I Jateng,  Segenap pengurus DPW Sekar Unit I, II, III dan kantor pusat, serta segenap delegasi DPD seluruh unit kerja Perum Perhutani.

Tema yang diangkat dalam MUBES III ini adalah : “Akselerasi Perubahan Sistem Guna Penyelamatan Perusahaan Menghadapi Tantangan Global”.   Tema tersebut diangkat dimaksudkan sebagai salah satu arahan garis besar program kerja Pengurus Sekar yang baru.  Dalam MUBES III ini diharapkan pula tercipta kesadaran dan rasa mawas diri / introspeksi seluruh peserta MUBES III bahwa Sekar harus mengambil peran aktif untuk mendorong perubahan Perhutani ke arah yang lebih baik dan meningkat, baik dari sisi manajemen SDM maupun SDH.

Acara diawali dengan sambutan dari Ketua Umum Sekar Perhutani periode 2007-2009 – Adrian Bestari – yang menjelaskan tentang maksud dan tujuan diselenggarakannya MUBES III ini.  Selain memohon maaf atas adanya keterlambatan pelaksanaan MUBES III ini dari jadwal yang semestinya harus dilaksanakan bulan Mei 2009, Adrian juga mengungkapkan secara umum program-program kerja yang telah berhasil dilaksanakan selama periode kepemimpinannya.  Lebih jauh Adrian menjelaskan, bahwa selama kurun waktu 2007 – 2009, jumlah anggota Sekar telah mengalami peningkatan yang cukup berarti, dari yang semula 16.000 anggota sekarang sudah mencapai 18.000 anggota.  Salah satu produk  Sekar yang monumental saat ini adalah dihasilkannya PKB baru yang akan berlaku 2009-2011.  PKB ini merupakan hasil kajian bersama antara Tim Sekar Perhutani dan Perwakilan Manajemen Perum Perhutani, yang pada MUBES III akan ditandatangani.  Pada akhir sambutannya, Adrian berharap dari MUBES III ini akan dihasilkan keputusan-keputusan organisasi yang akan bermanfaat bagi perusahaan, dan akan terplih kader terbaik untuk memimpin Sekar Perhutani periode 2009 – 2011.

Selanjutnya acara dilanjutkan dengan sambutan dari Plt Dirut , Ibu Dr. Ir. Upik Rosalina Wasrin sekaligus untuk membuka secara resmi acara MUBES III.  Dalam kata sambutannya sebelum membuka secara resmi,  Ibu Plt Dirut menyampaikan berbagai kondisi makro Perum Perhutani yang perlu segera disikapi dan mendapatkan perhatian yang serius dan mendalam dari segenap elemen perusahaan.  Salah satunya adalah akan diterapkannya sistem manajemen SDM berbasis kinerja sebagai implementasi penerapan budaya produktif dan inovatif bagi seluruh karyawan Perhutani.  Karyawan yang berkontribusi besar terhadap perusahaan, akan mendapatkan imbalan yang lebih besar dibandingkan dengan yang hanya bermalas-malasan saja.  Sehingga ke depan, gaji karyawan akan berbeda-beda sesuai dengan kontribusi, kinerja dan prestasi masing-masing.  Disampaikan pula tentang kondisi SDH yang semakin menurun, kondisi pasar kayu yang lesu, perbaikan / kenaikan gaji / THP, peluang-peluang usaha lain yang potensial, tentang dana pensiun dll.   Pada akhir kata sambutannya ibu Plt Dirut menyampaikan harapan agar Sekar Perhutan dapat menjadi mitra yang konstruktif dengan manajemen Perum Perhutani di semua level manajemen dan berperan secara aktif dalam mengawal perubahan sistem ke arah yang lebih baik.

Setelah dibuka secara resmi, acara dilanjutkan dengan penandatanganan PKB (Perjanjian Kerja Bersama) antara Sekar Perhutani yang diwakili Ketua Umum Sekar lama Adrian Bestari dan Manajemen Perum Perhutani yang diwakili oleh Plt Dirut Ibu Dr. Ir. Upik Rosalina Wasrin.  PKB ini berlaku untuk tahun 2009 – 2011 dan menjadi dasar hukum paling tinggi dalam hal hubungan industrial di Perum Perhutani dan berlaku mengikat seluruh karyawan, tidak hanya untuk anggota Sekar.  Naskah PKB selengkapnya dapat anda klik di tautan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) 2009-2011

Pada sesi I, peserta disuguhi acara pencerahan berupa sesi berbagi pengalaman, wawasan dan informasi perkembangan-perkembangan terbaru dan terkini tentang berbagai hal yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan Perhutani oleh para nara sumber.   Hadir dan berkenan memberikan pencerahan sebagai nara sumber antara lain : Bpk Dr. Ir. Muslimin Nasution (Ketua Dewas Perhutani), Bpk Ir. Sri Puryono KS, MS (Anggota Dewas Perhutani dan sekaligus Kepala Dinas kehutanan Propinsi Jawa Tengah), dan Bpk Ir. Suwarno (Kepala Biro Pembinaan dan Konservasi SDH Unit I Jateng).  Keseluruhan materi pencerahan diarahkan untuk mengajak peserta berpikir dan berdiskusi untuk menghasilkan pemikiran yang mengarah pada Tema utama MUBES III ini.Acara ini di moderatori oleh Bpk. Sangudi Muhammad.

Bpk Dr. Ir Muslimin Nasution pada kesempatan tersebut mengingatkan kita semua bahwa Perhutani adalah BUMN Kehutanan yang masih terbaik diantara BUMN Kehutanan lainnya.  Kenyataan ini harus terus dipertahankan.  Prestasi rehabilitasi dan reboisasi hutannya tidak diragukan lagi dan mendapatkan acungan jempol dari banyak pihak.  Namun demikian fungsi sosial dan lingkungan harus tetap terus dipertahankan, sehingga semestinya Perhutani tidak seharusnya diperlakukan sebagai institusi bisnis murni dan dibebani menghasilkan profit yang besar, karena Perhutani adalah institusi bisnis yang juga menanggung beban sosial yang tinggi.   Sekar diharapkan bisa membantu manajemen sesuai dengan levelnya, agar Perhutani ke depan menjadi lebih baik lagi.

Sementara itu, Bpk Ir. Sri Puryono KS, menyampaikan materi : “PENINGKATAN KUALITAS SDM DALAM MENGHADAPI TANTANGAN GLOBAL (Refleksi Karyawan Perhutani Untuk memajukan Perusahaan).   Selaku salah satu anggota DEWAS Perhutani beliau menghimbau seluruh karyawan agar tetap bersatu dan kompak.  Adanya serikat karyawan agar dijadikan wahana yang positif untuk meningkatkan produktifitas perusahaan.  Demikian pula munculnya serikat-serikat baru harus pula disikapi positif dan dewasa oleh Sekar, karena memang hal tersebut diperkenankan oleh Undang-undang No. 21 tahun 2000 tentang serikat karyawan / serikat buruh.

Pada bagian lain,  Bpk Ir. Suwarno mengetengahkan berbagai ide dan gagasan serta kiat-kiat khusus mengatasi masalah keuangan di Perhutani.  Makalah yang disampaikan beliau berjudul : “PERUBAHAN SISTEM DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA HUTAN’.  Dalam penyampaiannya, Bpk Suwarno menawarkan berbagai gagasan peluang-peluang bisnis yang terbuka dan dapat dimanfaatkan celahnya oleh Perum Perhutani, dengan tetap berbasis pada peningkatan fungsi hutan (ekologi, sosial dan ekonomi), peningkatan produktifitas lahan hutan dan keanekaragaman produk.

Beberapa peluang yang coba digagas dan telah diujiterapkan di Unit I Jateng, yaitu : redesign kelas perusahaan yang tidak produktif menjadi kelas perusahan FGS sengon dan atau jabon, penetapan zonasi inti (wilayah aman untuk jati daur panjang) dan penyangga (wilayah rawan untuk jati FGS / JPP),  pengembangan tanaman aren di hutan lindung sebagai penghasil bioetanol, pengembangan biodiesel dari tanaman nyamplung dan jarak pagar, pengembangan intensif tanaman porang, intensifikasi pisang, kopi, dan budidaya kutu lak pada tanaman inang kaliandra.

Selain itu Bpk Ir. Suwarno juga menyampaikan rencana uji coba pengembangan potensi tanaman baru di Jateng, yaitu : tanaman karet di sekitar waduk cacaban KPH Pemalang, tanaman Gaharu di KPH Banyumas Timur, Cendana di KPH Mantingan, Siwalan sebagai penghasil bioetanol di KPH Mantingan, Pati, Kebonharjo, dan Blora, serta tanaman kayu hitam / kayu eboni (diospyros celebica) di KPH Banyumas Timur.

Selanjutnya setelah pemaparan materi, acara dilanjutkan dengan diskusi yang dipandu oleh Bpk Ir. Sangudi Muhammad dan acara sesi I ini berakhir pada pukul 12.00 wib (Dietweha)

1 Komentar

  1. Yan said,

    3 November 2009 pada 3:30 pm

    kita sudah sering menyikapi dan punya perhatian yang serius guna menerapkan sistem manajemen SDM berbasis kinerja dalam seluruh elemen perusahaan, tetapi dalam implementasinya selalu terbentur kendala yang relatif sama…., apa itu??? ya kita tidak berani menentukan standar/ukuran yg simpel dan jelas karena dianggap akan merugikan kepentingan tertentu, anggaran yang terbatas dan perilaku yg sulit menerima inovasi ke arah yg lebih baik.

    Tapi jangan pesimis, karyawan yg “berguna bagi Perusahaan” masih lebih banyak drpd yg hanya pinter omdo….


Tinggalkan komentar